Jumat, 14 Desember 2007

Distilasi Atmosfer

PROSES DISTILASI
Proses distilasi disebut juga penyulingan adalah proses pemisahan berdasarkan tingkat penguapan atau titik didih suatu campuran. Pada penyulingan minyak bumi yang berupa multi komponen pemisahannya di dasarkan pada trayek didih atau fraksi-fraksinya sehingga prosesnya sering disebut juga proses fraksinasi. Proses distilasi secara dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Distikasi Atmosfer
2. Distilasi Hampa ( Vaccum )
3. Distilasi Bertekanan
Pada Crude Oil / Minyak mentah distilasi yang dipakai adalah Distilasi Atmosfer atau distilasi pada tekanan sedikit diatas tekanan atmosfer <>

Uraian proses dari penglohan crude oil menjadi produk BBM diatas adalah sebagai berikut : 1. Crude oil dipanaskan tahap awal dalam pipa pada peralatan yang biasa disebut dengan alat penukar panas ( Heat Exchanger / HE ). Crude oil dipanaskan dengan media pemanas produk yang akan di dinginkan atau memanfaatkan panas yang akan di buang. Dari pemanfaatan panas suhu yang dapat di capai ± 219 OC 2. Selanjutnya Crude oil dipanaskan lebih lanjut dalam tungku/dapur/tanur atau furnace dengan menggunakan bahan bakar, sampai suhu 330 OC – 345OC. Crude oil dimasukkan dalam kolom fraksinasi, minyak yang mudah menguap ( berubah bentuk gas) akan menguap dan naik ke kolom bagian atas. Semakin mudah menguap semakin naik. Dalam perjalanan naik uap minyak memerlukan energi, sehingga minyak seperti solar dan minyak tanah akan mengembun lebih dulu tertampung diatas tray.Uap minyak yang naik keatas akan dipertemukan dengan ciran yang sudah terbentuk menggunakan suatu alat yang disebut alat kontak. Suhu dalam kolom fraksinasi semakin keatas semakin rendah. Suhu dasar ( bottom ) tidak jauh beda dengan suhu masuk kolom, sedangkan suhu puncak kolom ( top ) ± 100 OC. 3. Cairan yang terbentuk dikeluarkan dari tray yang telah ditentukan sebagai produk. Produk yang keluar panasnya dimanfaatkan terlebih dulu dengan menggunakan HE untuk memanaskan bahan baku ( Crude Oil ). Setelah panasnya terserap maksimal produk ini didinginkan dalam Pendingin atau Cooler dan kemudian disimpan dalam tanki. 4. Untuk produk top kolom pada suhu 100 OC masih berbentuk uap, maka di embunkan atau di kondensasikan dengan kondensor, suhu keluar dari kondesor ± 37 OC. Hasil kondensasi ditampung pada Accumulator dan antara uap yang terkondensasi yang merupakan konponen bensin dan yang tidak terkondensasi merupakan produk LPG. Gambaran proses dan diagram diatas adalah untuk menjelaskan proses pada masyarakat awam. Jika kita mau belajar lebih dalam akan kita temukan bahwa proses CDU lebih komplek dari yang saya tulis diatas.

Tidak ada komentar: